GANESHA FILM FESTIVAL KE-2 (GANFFEST)

Waktu saya jalan-jalan untuk cari-cari ide… ada 1 teks yang menarik saya…. teks itu adalah Ganffest… ini kutipan yang saya dapat dari kamar sebelah…

ABOUT GANFFEST

GANFFEST pertama kali diadakan pada Februari 2008. Pada saat itu ruang lingkup GANFFEST hanya seputar Pulau Jawa dan Bali, namun telah berhasil mendapat respon positif dari para film-maker. Melihat kesuksesan yang telah dicapai pada GANFFEST 2008 ini, LFM menjadikan GANFFEST sebagai acara dua tahunan yang akan dilaksanakan kembali pada bulan Februari 2010.

Tema yang diambil dalam acara ganffest 2010 adalah “Art Futuristic”.

GANFFEST adalah event apresiasi film indie yang merupakan suatu bentuk karya dari seni/art yang kreatif. Dalam proses produksi dan distribusi film indie tidak dapat terlepas dari sentuhan teknologi. Teknologi seharusnya dapat selalu memudahkan kehidupan manusia dan dapat diaplikasikan di mana saja, termasuk untuk mendukung pembuatan film indie. Di masa depan, sentuhan teknologi ini diharapkan dapat mendukung perwujudan ide dan visi kreatif dari para film maker.

SYARAT PENDAFTARAN

* Peserta adalah umum

* Peserta adalah pemegang hak cipta atas film/karya yang diikutsertakan dalam festival

* Berdurasi 5-30 menit (termasuk credit title) bagi kategori film fiksi

* Berdurasi maksimal 5 menit (termasuk credit title) bagi kategori film video art dan animasi

* Berdurasi 1 menit untuk kategori one minute video

* Kategori film adalah fiksi dengan tema film bebas

* Film dikirim dalam bentuk DVD / MiniDV PAL beserta:

o Formulir yang telah diisi lengkap

o Poster/sampul film (print out & file data *.jpeg ukuran A3)

o Trailer dengan durasi 0.5-1 menit

* Peserta diperkenankan mengirimkan lebih dari 1 (satu) film dengan memenuhi persyaratan masing-masing.

* Apabila bahasa asli dari film bukan Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris, maka film wajib diberi subtitle dalam Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris.

* Film yang dikirimkan berhak disiarkan atau ditayangkan oleh panitia untuk keperluan screening.

* Peserta yang sudah mendaftar dan mengirimkan filmnya berarti bersedia apabila materi dan potongan film digunakan oleh panitia untuk keperluan promosi dan bumper acara.

* Karya yang telah dikirimkan menjadi hak milik database panitia penyelenggara.

* Film bukan merupakan profil industri/perusahaan, iklan televisi, iklan layanan masyarakat, dan video musik.

* Penggunaan materi film yang berasal dari karya pihak lain (seperti: musik latar dan/atau potongan gambar/footage) harus disertai izin khusus dari pihak yang terkait.

* Calling entry dibuka pada tanggal 28 juli 2009 dan ditutup pada tanggal 8 Desember 2009.

* Kemas berkas pendaftaran Anda, yang terdiri dari formulir pendaftaran, dan semua kelengkapan wajib, dalam satu amplop tertutup. Jangan lupa tulis alamat pengirim maupun penerima dengan jelas.

* Kirim pendaftaran Anda ke Sekretariat Ganffest 2010 melalui pos, agen pengiriman, maupun diantar langsung sebelum tanggal 8 Desember 2010.

* Periksa situs web GANFFEST untuk melihat apakah pendaftaran Anda sudah diterima atau belum.

* Hasil pengkurasian terdiri dari peserta yang terpilih sebagai official selection Ganffest 2010 dimana peserta tersebut harus mengirimkan ide film pendek baru yang akan dijurikan kembali dan berhak mengikuti workshop writing dan directing yang diselenggarakan oleh panitia Ganffest.

* Hasil pengkurasian Ganffest akan diumumkan pada tanggal 30 Januari 2010.

* Film yang terpilih sebagai official selection akan dijurikan kembali dan hasil penjurian akan diumumkan pada malam award pada tanggal 28 Februari 2010

* Hasil penjurian tidak dapat diganggu gugat.

Untuk lebih jelas silahkan kunjungi http://www.lfm.itb.ac.id/ganffest/index.html atau silahkan klik disini.

ayo, kita ramai-ramai ikut ganffest. acara seperti inilah yang dapat menghapus dahaga para pembuat film amatir/ yang anak-anak muda yang ingin belajar berkreasi dalam film.

TIPS TO SUCCES AUDITIONS

SAYA LAGI LIAT-LIAT SITUS LUAR, EH KETEMU TULISAN OK’S…. NEH BUAT YANG MAU BACA

This is a new topic that will eventually make up part of the content of my first Audition seminar. You read it correctly, I will now share with you the Secret to Successful Auditions. Now if I told you I had a secret method to book every job I auditioned for, would you believe me? I HOPE NOT, because I’d be lying. Such a thing doesn’t exist, and if it did, and I had it, I wouldn’t be sitting here writing, I’d be on a film set somewhere too busy to do anything else in my life. By “Successful” I don’t necessarily mean “Getting the Job”. I’m talking about “Success” in a much broader sense: self confidence, contentment, creativity, AND your best shot at booking the gig.

In my opinion, the most damaging thing to an actor’s audition is fixation on the results. When the result of the audtion becomes more important than the process, you’re surely not performing at peak levels. Why? Ask a gold-medal winning Olympic athlete what they were thinking about DURING the event, and I’ll bet NONE of them would tell you they were thinking of the medal. They were arguably not even thinking. They were in the FLOW, DOING, MOVING, CREATING. If you’re thinking about the potential result of what you’re doing, then you’re not focused on the task at hand. Without focus, you can’t possibly give it your best shot.

This principle isn’t new. I talk about it in the Audition tip above, which I wrote 6 years ago. The new Secret to Successful Auditions, which I’ve since discovered for myself, is HOW to stay focused on the PROCESS and not the result. If the result of the audition (getting the job) is really important to you, and has really high stakes for you, that’s what you’ll be focused on. It’s nearly impossible not to think about getting the job if, for example, you need this acting gig to pay the rent, or you identify yourself as an Actor and if you don’t get the job your Ego will be blown to smithereens. Herein lies the Secret: Create an identity for yourself other than an Actor. This serves several purposes:

1. No one wants to see someone “Acting” in an audition (or ever). They want to see the character. They want the perfect manifestation of the character in the script to walk in the door and say the scripted lines. So instead of identifying with Yourself as an Actor, identify with the Character!
2. A strong sense of identity outside of your acting career gives you the confidence, contentment and persepective to know that even if you blow this audition, IT DOESN’T MATTER. No one is going to die, the world will not stop spinning if you don’t get this job. Now a lot of people will disagree with me and say that you need to put 110% into every audition, lust for it, scream, scrape, crawl and cling onto every opportunity, take the bull by the horns and fight for your Love of Acting! Well, that works for some people. But I bet they’re frought with so much insecurity that all the success in the world would not quell their anxiety and hunger. I know. I was that person at one point in my life. Trust me: you don’t need to be an emotional wreck to be a successful actor. With a strong sense of identity, you’re better equipped to put your creative energy into the role, rather than into your own ego.
3. If you do something on the side and it happens to supplement your income, all the better. People can smell desperation, and if you walk into an audition room hungry for the job because you need the money, it will reduce your chances, guaranteed. Even better is if that thing you do on the side gives you a bit of pleasure and props up your ego as well. Now you’ve fortified yourself against the ravages of rejection, and you can walk into an audition with a clean soul, as it were, ready to take on the character in its full depth and intricacy.

In the coming months I’ll be expanding on this tip and adding more. Check back often, this site is growing…

http://www.yeejeetso.com/tips/

FILM YANG BAGUS BELUM TENTU SUKSES

Entah berapa banyak film yang sudah saya tonton. Film tersebut ada yang saya tonton di bioskop, DVD bajakan di-kosan, ada juga yang saya tonton di youtube. Sebenarnya saya paling suka menonton di bioskop, karena jika menonton di bioskop saya dapat langsung mengetahui apakah film tersebut termasuk kategori sukses atau tidak. Karena penilaian akan film yang sukses lebih mudah daripada menilai sebuah film bagus atau tidaknya.

Menilai sebuah film bagus atau tidaknya harus dinilai dari beberapa aspek seperti:

1. Ide cerita.

2. Kualitas gambar dan teknik pengambilan gambarnya.

3. Sound-nya (sound effect, back sound, dll)

Harus ditelaah lebih dalam dan rinci untuk menilai sebuah film bagus atau tidaknya. Namun berbeda untuk penilaian sebuah film yang sukses. Karena sebenarnya film yang bagus belum tentu sukses, begitupun sebaliknya film yang sukses belum tentu bagus. Cara mudah untuk menilai apakah sebuah film sukses atau tidak adalah dengan seberapa banyak penonton yang berminat dan akhirnya menonton film tersebut.

Saya sangat senang berjalan di lorong pintu keluar bioskop karena ditempat itulah saya dapat langsung menilai film tersebut sukses atau tidak. CARANYA? Caranya mudah, cukup dengan mendengar. Kebiasaan orang akan membicarakan apa yang telah mereka saksikan di dalam studio. Apabila mereka menceritakan kembali dengan antusias dan dengan komentar positif berart film tersebut sukses menyihir penonton. Film tersebut benar-benar sukses menghibur penontonnya, karena telah berhasil menyampaikan pesan cerita kepada penontonnya. Jadi, sebenarnya untuk menilai sebuah film sukses atau tidak anda tidak perlu menonton film tersebut. Tetapi, untuk menilai film bagus atau tidaknya anda harus MENONTON film tersebut.

APA ITU DOKUMENTER?

Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’—potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara. Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya. Terkadang, bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot (type of shot), pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai hasil akhir yang mereka inginkan.

John Grierson pertama-tama menemukan istilah ‘dokumenter’ dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual tentang suatu kejadian tertentu. Dia sangat percaya bahwa “…sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula.” Oleh karena itu, dokumenter pun termasuk di dalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik yang, dalam istilah Grierson sendiri, disebut ‘perlakuan kreatif atas keaktualitasan’ (creative treatment of actuality). Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis ‘representasi lain’ dari realitas itu sendiri.

Kebanyakan penonton film/ video dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan berbagai cara, gaya, dan bentuk-bentuk penyajian yang selama ini palaing banyak dan umum digunakan dalam berbagai acara siaran televisi. Sehingga, mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut. Misalnya, penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh suara (voice over) seorang penutur cerita (narator), wawancara dari para pakar, saksi-mata atas suatu kejadian, rekaman pendapat anggota masyarakat, Demikian pula dengan suasana tempat kejadian yang terlihat nyata, potongan-potongan gambar kejadiannya langsung, dan bahan-bahan yang berasal dari arsip yang ditemukan. Semua unsur khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai suatu bentuk sinematik.

Ini penting ditekankan, karena –dalam berbagai hal– bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni, seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat ‘pemberitaan’ (jurnalistik) dalam dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan film/ video dokumenter dalam bentuk pemberitaan, ada kecenderungan kuat di kalangan para pembuat film dokumenter akhir-akhir ini untuk mengarah kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik. Dan, kini, perdebatannya berpindah pada segi estetik. Pengertian tentang ‘kebenaran’ dan ‘keaslian’ suatu film dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan, dan diubah, mengacu pada pendekatan segi estetik film dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya.

Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard Barsam tentang apa yang dia sebut sebagai ‘film non-fiksi’. Daftar ini secara efektif menunjukkan jenis-jenis film yang dipandang sebagai dokumenter, dan dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama. Kategori-kategori tersebut adalah:

  • film faktual
  • film etnografik
  • film eksplorasi
  • film propaganda
  • cinéma-vérité
  • direct cinema
  • dokumenter

Pada dasarnya, Barsam menempatkan dokumenter sebagai suatu kategori tersendiri, karena ia mengatakan bahwa peran si pembuat film dalam menentukan interpretasi materi dalam jenis-jenis film tersebut jauh lebih khas.
Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan beragam, tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya; yakni unsur-unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter.

Unsur Visual:

  • Observasionalisme reaktif; pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara.
  • Observasionalisme proaktif; pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara.
  • Mode ilustratif; pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator (yang direkam suaranya sebagai voice over).
  • Mode asosiatif; pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film itu, dapat terwakili.

Unsur Verbal:

  • Overheard exchange; rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.
  • Kesaksian; rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara.
  • Eksposisi; penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen-argumennya.

http://www.kawanusa.co.id/news-detail.php?id=15

Sejarah “singkat” Film Pendek

Film pendek… seperti yang kita tahu ini adalah salah satu bentuk film paling simple tapi juga paling kompleks. Film pendek pada awal berkembangnya sempat dipopulerkan oleh komedian macam Charlie Chaplin.

Pada tahun 30an, film pendek sempat mengalami kisruh. Perusahaan film besar yang memproduksi film pendek memanfaatkannya untuk tujuan komersil. Perusahaan film yang memiliki jaringan bioskop sendiri seringkali menjual film pendek ini pada bioskop-bioskop lain dan film tersebut dijual dalam satu paket yang mengharuskan bioskop-bioskop tersebut juga menayangkan feature yang mengkomersilkan nama perusahaan tersebut. Pada akhirnya kualitas film pendek pun jadi merosot.

Praktek ini disebut block booking dan pada akhirnya dinyatakan illegal oleh US Supreme Court. Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, film pendek kembali populer. Sejak saat itu, film pendek adalah sepenuhnya lahan milik para sineas independent. Produsen film besar juga masih memproduksi film pendek, namun hanya untuk special project dan bukan untuk tujuan komersil.

Pada tahun 50an, film pendek mulai merasuki pertelevisian. Bentuk film pendek yang populer ditayangkan di televisi waktu itu (bahkan sampai sekarang) adalah kartun yang menampilkan karakter unik. Pada akhir 60an, film pendek di layar lebar dinyatakan menghilang dari layar lebar.

Pada tahun 1980, definisi durasi dari film pendek berubah menjadi 40-80 menit. Mendekati film durasi normal. Yang tetap membedakan film pendek adalah topiknya yang rumit. Kini banyak dbuat festival sebagai ajang ekspresi para pembuat film pendek. Bersamaan dengan menjamurnya festival film pendek, popularitas film pendek juga meroket dan menuai antusiasme para sineas amatir.

Biaya rendah yang dibutuhkan untuk membuat film pendek adalah alasan utama untuk memilih bentuk film ini sebagai pembelajaran bagi pemula, namun bukan berarti semua film pendek adalah kacangan dan tidak berkualitas.

http://www.filmpendek.com/old/belajarfilm/sejarah-singkat-film-pendek.html

MOVIE POSTER OR POSTER FILM

Movie Poster dari Masa ke Masa

Movie poster adalah alat promosi utama yang diterbitkan oleh studio film. Bioskop yang memutar sebuah film biasanya memasang poster ukuran raksasa film tersebut di luar gedung untuk menarik perhatian calon penonton. Sedangkan poster berukuran lebih kecil diletakkan di dalam loby bioskop. Setelah masa tayang film di bioskop telah usai, movie poster biasanya menjadi barang berharga para kolektor, sering kali diproduksi ulang untuk memenuhi permintaan pencinta film.

Movie poster dulu memiliki standar khusus. Biasanya gambar yang ditampilkan adalah snapshot dari adegan di film tersebut. Biasanya gambar yang diambil adalah dari adegan yang menampilkan semua karakter dalam film, atau adegan yang merupakan plot penting. Sedangkan untuk text copy-nya, hampir sama seperti standar poster modern. Porsi terbesar didapat oleh judul film, diiringi dengan deskripsi singkat. Nama studio dan sutradara akan muncul dengan huruf kecil.

Contohnya: ”Maxfield Studios presents H.B. Dunwoody’s CRY OF THE WILDEBEAST, a gripping tale of life and death in the Alaskan Wilderness!”

Ketika peran actor dalam kesuksesan sebuah film menjadi makin berpengaruh, movie poster sering kali jadi menampilkan potret pemeran utamanya. Pemeran pendamping dan original soundtrack juga turut ditampilkan.

Pada era 1950, movie poster sudah dianggap sebuah bentuk seni. Bahkan untuk cinema-cinema yang bernuansa artistik, sering membuat khusus poster movie dengan basis seni abstrak atau konseptual. Format copy-nya pun mulai berkembang menjadi contohnya seperti berikut: “SEE the unbridled passion! FEEL the undeniable attraction! FEAR the power of GORGON, the Monster BEYOND the EARTH!”

Perkembangan movie poster membuatnya kurang bombastis dan lebih artistik. Poster modern lebih sering menampilkan satu gambar iconic yang mendefinisikan tema dasar film, seperti logo kelelawar hitam khas Batman untuk movie poster film Batman. Judulnya pun akan diubah format tulisannya menjadi sebuah fonts khusus untuk menciptakan mood tertentu. Dalam poster modern, text copy dibuat sesingkat mungkin.

http://www.filmpendek.com/old/belajarfilm/-sekilas-poster.html

SEJARAH SINGKAT SPECIAL EFFECT

Teknik special effect di masa awal-awalnya, terlihat palsu dan konyol. Misalnya untuk karakter monster dalam film The Seven Voyages of Sinbad and Jason and the Argonauts. Di film ini, monster digambarkan terlalu kaku dan tampil terlalu ”manusiawi” secara visual. Hal itu membuat penampilan monster tidak menakutkan.Stop action, kemudian disusul oleh teknik go motion yang dipelopori oleh George Lucas. Dalam teknik ini, model digerakkan selama clicks. Namun hasilnya adalah gambar yang buram, namun impresi realistisnya lebih kena. Lucas pertama kali mencoba teknik ini di film ”Dragonslayer” keluaran tahun 1981.

Namun teknik stop action dan go motion secara cepat tersingkir oleh teknik computer animation. Rilis film ”Jurassic Park” pada tahun 1993 yang banyak mengunakan computer animation untuk menggerakan dinosaurus, menginspirasikan banyak sutradara lain untuk membuat special effect menggunakan computer animation.

Perkembangan special effect menggunakan computer animation sangat pesat. Buktinya bisa kita lihat di film Lord of The Ring yang menampilkan karakter Gollum. Gollum yang digarap dengan computer animation terlihat sangat hidup dalam berinteraksi dengan tokoh lainnya.

Special effect sampai saat ini masih terus berkembang. Seakan-akan apapun bisa terjadi di dalam film. Kalau mau lihat perbandingan jelasnya lihat lah film King Kong. Dua film berjudul sama yang diproduksi di jaman berebeda. Mana karakter Kong yang lebih hidup? Thanks to special effect.

http://www.filmpendek.com/old/belajarfilm/sejarah-singkat-special-effect.html

Tiga puluh enam (plus satu) situasi dramatik

Tiga puluh tujuh situasi dramatik ini saya ambil dari sff.net dan saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, karena saya pikir sangat berguna buat para calon sineas (atau mungkin sudah sineas) Indonesia yang ingin membuat film tapi tak kunjung berhasil membuat suatu karya yang memiliki cerita yang dramatik. Situasi-situasi ini dapat anda terapkan kedalam film anda dan memungkinkan anda untuk mengembangkannya.
Georges Polti mengatakan bahwa semua cerita yang ada di dunia ini pada dasarnya terbuat dari 36 situasi dramatik dan berangkat dari situasi-situasi itu. Ada orang lain (tidak diketahui) yang menambahkan situasi dramatik ke-37. Jika anda memiliki jalan buntu untuk situasi yang telah anda buat dalam cerita anda, cobalah baca tulisan ini.

situasi: Kesalahan identitas

situasi kesalahan identitas:
A Mengira bahwa seseorang kaya padahal ia miskin.

B Orang yang salah terjebak kedalam jurang ketakutan.

C Schizophrenia.

situasi: Kehilangan sesuatu yang dicintai

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang terbunuh, anggota keluarga yang menyaksikan, dan seorang pelaksana.
A1 Menyaksikan pembunuhan anggota keluarga sementara tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya.

A2 Membantu menyebabkan kesengsaraan kepada seseorang melalui rahasia yang bersifat profesi.

B Mensucikan kematian orang yang dicintai.

C Mengetahui kematian seorang anggota keluarga atau teman dekat.

D Kembali ke dasar-dasar primitif lewat kesedihan karena mengetahui kematian kerabat terdekat.

situasi: Penemuan kembali sesuatu yang hilang

Elemen-elemennya: seorang pencari dan sesuatu yang ditemukan.

situasi: Penyesalan yang mendalam

Elemen-elemennya: penjahatnya, korban dari dosa yang ia buat, dan seorang interogator.
A1 Penyesalan karena kejahatan yang tak dilakukan/diketahui.

A2 Penyesalan karena pembunuhan orang tua.

A3 Penyesalan karena pembunuhan (massal).

A4 Penyesalan karena pembunuhan secara hukum (hukum mati dll)

A5 Penyesalan karena membunuh suami atau istri.

B1 Penyesalan karena kegagalan cinta.

B2 Penyesalan karena perzinahan.

situasi: Salah menghukum

Elemen-elemennya: orang yang keliru, korban kekeliruan, alasan kesalahan, dan orang yang sebenarnya bersalah.
A1 Kecurigaan dimana rasa percaya dibutuhkan.

A2 Kecurigaan yang keliru.

A3 Kecurigaan yang keliru (dimana kecemburuan bukan tanpa alasan) dari seorang kekasih gelap.

A4 Kecurigaan yang keliru yang timbul karena kesalahpahaman sikap dari orang yang dicintai.

A5 Kecurigaan yang muncul karena tidak adanya perbedaan.

B1 Kecurigaan yang keliru yang diarahkan kepada diri sendiri agar seorang teman selamat.

B2 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada orang tak bersalah.

B3 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada suami/istri yang tak bersalah sementara pasangannya yang justru bersalah.

B4 Kecurigaan yang keliru yang jatuh kepada orang tak bersalah, namun bersalah secara niat.

B5 Kecurigaan yang keliru yang jatuh pada orang tak bersalah yang percaya bahwa ia bersalah.

B6 Saksi sebuah kejahatan, yang demi kepentingan orang yang disayang, membiarkan tuduhan jatuh kepada orang tak bersalah.

C1 Tuduhan dibiarkan jatuh kepada musuh.

C2 Kekeliruan tuduhan yang diprovokasi oleh musuh.

C3 Kekeliruan diarahkan kepada korban oleh kakak/adik sendiri.

D1 Kecurigaan yang keliru yang diprovokasi oleh penjahat yang sebenarnya kepada salah satu musuhnya.

D2 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan oleh penjahat sebenarnya kepada korban kedua dan hal ini sudah direncanakan sebelumnya.

D3 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan kepada pesaing.

D4 Kecurigaan yang keliru yang dilemparkan kepada yang tak bersalah karena ia menolak untuk menjadi kaki tangan.

D5 Kecurigaan yang keliru oleh wanita kepada kekasih gelapnya yang telah meninggalkannya karena tak mau membohongi suami sang wanita.

D6 Usaha untuk merehabilitasi diri sendiri dan untuk membalas dendam kesalahan hukum yang disengaja.

situasi: Kecemburuan yang keliru

Elemen-elemennya: orang yang cemburu, obyek yang dimiliki oleh orang yang ia cemburui, kaki tangan pencemburu, dan alasan kekeliruan.
A1 Kesalahaan berasal dari pikiran curiga dari sang pencemburu.

A2 Kekeliruan dalam cemburu yang ditimbulkan dari kesempatan yang sebenarnya fatal.

A3 Kekeliruan dalam cemburu terhadap cinta yang sepenuhnya platonik (tak mengharapkan imbalan).

A4 Kecemburuan tanpa dasar yang tumbuh karena rumor yang tak jelas.

B1 Kecemburuan yang diberitahukan oleh pengkhianat yang digerakkan oleh rasa benci.

B2 Kecemburuan yang ditawarkan oleh pengkhianat dengan alasan kepentingan pribadi.

B3 Kecemburuan yang dibuat oleh pengkhianat dengan alasan cemburu juga dan kepentingan pribadi.

C1 Saling cemburu yang ditimbulkan oleh orang terhadap suami dan istri.

C2 Kecemburuan yang dibuat oleh pelamar yang ditolak kepada suami.

C3 Kecemburuan yang ditawarkan kepada suami oleh perempuan yang sebenarnya menyukainya.

C4 Kecemburuan yang dibuat untuk istri, oleh lawan yang telah dicemooh oleh sang istri itu.

C5 Kecemburuan yang dibuat untuk pasangan kekasih yang bahagia oleh suami yang dibohongi.

situasi: Konflik dengan dewa/Tuhan

Elemen-elemennya: pihak yang tak bisa mati (dewa, Tuhan), dan pihak yang bisa mati (manusia).
A1 Perjuangan melawan dewa/Tuhan.

A2 Berseteru dengan para pengikut dewa/Tuhan.

B1 Kontroversi dengan dewa/Tuhan.

B2 Hukuman karena menghina dewa/Tuhan.

B3 Hukuman karena harga diri yang tinggi dihadapan dewa/Tuhan.

B4 Kesombongan karena berusah menyaingi dewa/Tuhan.

B5 Berusaha menyaingi dewa/Tuhan tanpa pikir-pikir.

situasi: AMBISI

Elemen-elemennya: satu orang yang penuh ambisi, sesuatu yang diinginkan, dan musuh.
A1 Ambisi yang dijaga dan dijauhi dari sanak atau teman seperjuangan atau dari kakak/adik.

A2 Dari kerabat atau orang dengan alasan keterpaksaan.

A3 Dari pengikut.

B Ambisi untuk memberontak (mirip dengan situasi Revolusi).

C1 Ambisi dan keinginan untuk berbuat kejahatan lagi dan lagi.

C2 Ambisi membunuh orang tua.

situasi: Mencintai Musuh

Elemen-elemennya: musuh yang dicintai, orang yang mencintai, dan seorang pembenci.
A Orang yang disayangi dibenci oleh sanak saudara dari orang yang menyayangi.
A1 Orang yang menyayangi dikejar-kejar oleh saudara laki-laki dari wanita yang ia sayangi.

A2 Orang yang menyayangi dibenci oleh keluarga dari orang yang disayangi.

A3 Orang yang menyayangi adalah anak dari orang yang dibenci oleh keluarga dari orang yang disayangi.

A4 Orang yang disayangi adalah musuh dari kelompok dari wanita yang menyayanginya.

B1 Orang yang menyayangi adalah pembunuh dari ayah dari orang yang disayangi.

B2 Orang yang disayangi adalah pembunuh dari saudara kandung yang menyayanginya.

B3 Orang yang disayangi adalah pembunuh suami dari wanita yang menyayanginya yang sebelumnya sudah bersumpah akan membalaskan dendam suaminya yang meninggal.

B4 Kasus yang sama, tetapi orang yang menyayangi itu justru sudah dibunuh (bukan suaminya).

B5 Orang yang disayangi adalah pembunuh anggota keluarga dari wanita yang menyayangi dirinya.

B6 Orang yang disayanginya itu adalah anak perempuan dari orang yang telah membunuh ayahnya.

situasi: Kendala dalam menggapai cinta

Elemen-elemennya: dua kekasih dan sebuah kendala.
A1 Pernikahan yang terhalang karena perbedaan tingkat.

A2 Perbedaan jumlah harta yang menjadi rintangan dalam pernikahan.

B Pernikahan yang tertahan oleh musuh.

C1 Pernikahan terlarang karena sudah adanya pertunangan dari satu pihak terhadap orang lain.

C2 Kasus yang sama, diperumit dengan adanya pernikahan imajiner dari pasangan yang sudah bertunangan.

D1 Pernikahan yang dihalangi oleh bermusuhannya kerabat dekat.

D2 Kasih sayang keluarga yang diganggu oleh mertua.

E Pernikahan yang dihalangi oleh tidak cocoknya emosi dari pasangan.

situasi: Kejahatan cinta (cyeileh)

Elemen-elemennya: kekasih dan seorang yang dikhianati.
A1 Ibu yang jatuh cinta (dalam arti antar jenis kelamin) pada anaknya.

A2 Anak perempuan yang jatuh cinta pada ayahnya.

A3 Ayah yang mencintai anak perempuannya.

B1 Wanita yang terpikat pada anak tirinya.

B2 Wanita dan anak tirinya terpikat satu sama lain.

B3 Wanita sebagai simpanan dan diwaktu bersamaan, ayah dan anak menerima situasi itu.

C1 Lelaki yang menjadi kekasih kakak/adik iparnya.

C2 lelaki itu sendiri terpikat pada kakak/adik iparnya.

C3 Kakak beradik yang jatuh cinta satu sama lain.

D1 Lelaki yang terpikat pada lelaki lain, namun menghindar.

D2 Wanita yang terpikat pada playboy.

situasi: Perzinahan

Elemen-elemennya: suami atau istri yang dibohongi dan dua penzinah.
A nyonya rumah yang dikhianati:
A1 karena wanita muda.

A2 karena istri muda.

A3 karena seorang perempuan.

B istri yang dikhianati:
B1 karena budak, yang sebenarnya tidak balas menyayangi.

B2 karena pesta pora/tidak memenuhi kewajiban.

B3 karena wanita yang sudah menikah.

B4 dengan maksud beristri dua.

B5 karena perempuan muda, yang tidak balas menyayangi.

B6 Perempuan muda yang iri pada istri seseorang yang ia cintai.

B7 Karena pelacur.

B8 Persaingan antara istri sah (namun bersifat antipati), dan simpanan (bersifat menyenangkan).

B9 Antara istri yang baik hati dan perempuan yang mengejar-ngejar suami.

C1 Suami antagonistis berkorban untuk kekasih yang disenangi.

C2 Suami yang diduga hilang, dilupakan karena munculnya pesaing lain.

C3 Suami biasa yang berkorban untuk kekasih yang simpatik.

C4 Suami yang baik dikhianati karena pesaing yang justru lebih inferior.

C5 Karena pesaing yang fantastis.

C6 Karena pesaing yang justru menjijikkan.

C7 Karena pesaing biasa, oleh istri yang suka melawan.

C8 Karena pesaing yang lebih jelek, tapi lebih berguna.

D1 Dendam dari suami/istri yang dibohongi.

D2 Kecemburuan yang lenyap karena belas kasihan.

D3 Kecemburuan yang hilang karena suatu alasan.

E suami/istri yang disiksa oleh pesaing yang telah ia tolak.

situasi: Persaingan antara superior dan inferior

Elemen-elemennya: rival superior, rival inferior, dan tujuan.
A1 Persaingan antara orang biasa dan orang yang tidak bisa mati.

A2 Antara dua kekuatan yang timpang.

A3 Antara penyihir dan orang biasa.

A4 Antara penjajah dan terjajah.

A5 Antara pemenang dan pecundang.

A6 Antara majikan dan orang terbuang (budak)

A7 Antara yang merebut kekuasaan dan pemilik kekuasaan.

A8 Antara raja-raja pengikut dan raja diantara raja.

A9 Antara orang yang sangat kuat dan orang yang baru berlatih.

A10 Antara kaya dan miskin.

A11 Antara orang terhormat dan orang yang dicurigai.

A12 Persaingan antar dua orang yang hampir sama kuatnya/kuasanya.

A13 Persaingan antar dua orang yang sama kekuatannya, dimana yang satu pada masa lalunya telah bersalah atas perzinahan.

A14 Antara orang yang dikasihi dan orang yang tidak memiliki hak untuk mengasihi.

A15 Antara dua (atau lebih) suami yang diceraikan berturut-turut oleh satu istri.

B1 Antara penyihir wanita dan wanita biasa.

B2 Antara pemenang dan narapidana.

B3 Antara ratu dan subyeknya.

B4 Antara ratu dan budak.

B5 Antara nyonya rumah dan pembantu.

B6 Antara nyonya rumah dan wanita dengan posisi lebih rendah.

B7 Antara nyonya dan dua wanita dengan kelas lebih rendah.

B8 Persaingan antara dua pihak yang sama kuat, dan diperumit oleh perginya salah satu.

B9 Persaingan antara ingatan atau idealisme (milik wanita yang berkuasa) dengan pengikutnya sendiri.

C Persaingan ganda (A cinta B, yang mencintai C, yang mencintai D).

D Persaingan oriental (poligami di Hindu).

D1 Persaingan antar dua orang yang tak bisa mati.

D2 Persaingan dua orang yang bisa mati.

D3 Antar dua istri yang sah.

situasi: Perlunya mengorbankan orang yang dikasihi.

Elemen-elemennya: sang pahlawan, korban yang dikasihi, dan alasan perlunya pengorbanan.
A1 Perlunya mengorbankan anak perempuan untuk kepentingan publik.

A2 Tugas untuk mengorbankan anak perempuan untuk memenuhi sumpah kepada Tuhan/dewa.

A3 Tugas untuk mengorbankan orang yang dikasihi atau orang yang memberi keuntungan karena agama/kepercayaan.

B1 Tugas untuk mengorbankan anak kandung, tanpa diketahui orang lain, dibawah tekanan kebutuhan.

B2 Untuk situasi yang sama, namun mengorbankan orang tua.

B3 Situasi yang sama, namun mengorbankan suami/istri.

B4 Tugas untuk mengorbankan menantu untuk kepentingan publik.

B5 Tugas untuk mengorbankan menantu untuk alasan reputasi.

B6 Tugas untuk menentang kakak ipar untuk kepentingan publik.

B7 Menentang kawan sendiri.

situasi: Pengorbanan semua orang karena sebuah impian, hasrat.

Elemen-elemennya: seorang kekasih, obyek dari hasrat yang fatal, dan orang atau benda yang dikorbankan.

A1 Sumpah-sumpah suci (yang bersifat religius) yang diingkarkan karena hasrat.

A2 Sebuah sumpah suci yang terpatahkan.

A3 Hancurnya rasa hormat terhadap seorang pendeta/pastur.

A4 Masa depan yang hancur karena hasrat.

A5 Kekuatan yang hancur karena hasrat.

A6 Hancurnya pikiran, kesehatan, dan kehidupan.

A7 Hasrat yang terwujud dengan membayar nyawa.

A8 Hancurnya keberuntungan, jiwa-jiwa, dan kehormatan.

B Keinginan untuk menghancurkan makna sebuah tugas, makna belas kasihan, dan lain-lain.

C1 Kehancuran kehormatan, keberuntungan, dan kehidupan karena sifat erotis yang buruk.

C2 Efek yang sama yang dihasilkan oleh sifat buruk lainnya.

situasi: Pengorbanan demi sanak saudara

Elemen-elemennya: Pahlawan, sanak saudara, serta benda atau orang yang dikorbankan.
A1 Pengorbanan nyawa demi kerabat atau orang yang disayangi.

A2 Pengorbanan nyawa demi kebahagiaan kerabat atau orang yang disayangi.

B1 Pengorbanan ambisi demi kebahagiaan orang tua.

B2 Pengorbanan ambisi demi nyawa orang tua.

C1 Pengorbanan cinta demi nyawa orang tua.

C2 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan anak.

C3 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan orang yang disayangi.

C4 Pengorbanan cinta demi kebahagiaan seorang anak, tapi disebabkan oleh hukum yang tak adil.

D1 Nyawa dan kehormatan dikorbankan demi nyawa orang tua atau orang yang disayangi.

D2 Kekuasaan dikorbankan demi nyawa kerabat atau orang yang disayangi.

situasi: Pengorbanan diri sendiri karena sebuah idealisme

Elemen-elemennya: seorang pahlawan, sebuah idealisme, barang atau orang yang dikorbankan.
A1 Pengorbanan nyawa demi janji seseorang.

A2 Pengorbanan nyawa demi kesuksesan seseorang.

A3 Pengorbanan nyawa demi kebahagiaan seseorang.

A4 Pengorbanan nyawa dalam kebenaran (yang berlebihan).

A5 Pengorbanan nyawa demi kepercayaan seseorang.

B1 Cinta dan nyawa dikorbankan demi kepercayaan seseorang.

B2 Cinta dan nyawa dikorbankan demi hasil yang ingin dicapai.

B3 Cinta dikorbankan demi kepentingan negara.

C Pengorbanan seorang yang baik dalam pekerjaannya.

D Kehormatan sebagai ideal dikorbankan demi kepercayaan sebagai ideal.

situasi: Tak sadar membunuh sanak saudara sendiri.

Elemen-elemennya: pembunuh dan korban yang tak dikenal.
A1 Berada dalam posisi tak sadar membunuh anak perempuan sendiri, karena perintah mistik atau ramalan.

A2 Karena kepentingan politik.

A3 Karena persaingan dalam percintaan.

A4 Melalui kebencian kekasih anak perempuan yang tak dikenal itu.

B1 Berada dalam posisi tak sadar membunuh anak laki-laki sendiri.

B2 Diperkuat oleh saran-saran yang bersifat Machiavellis.

B3 Dicampur dengan kebencian sanak saudara.

C Berada dalam posisi tak sadar membunuh saudara laki-laki sendiri.

C1 Saudara laki-laki membunuh dengan amarah.

C2 Kakak/adik perempuan membunuh karena alasan tugas profesi.

D Membunuh ibu yang tak dikenali.

E1 Ayah/ibu dibunuh karena tak kenal atas saran yang bersifat Machiavellis.

E2 Pembunuhan ayah/ibu yang tak dikenali.

E3 Pengejekan terhadap orang tua yang tak dikenali.

F1 Kakek/nenek yang tak dikenali dibunuh, karena dendam dan karena saran dari orang.

F2 Kakek yang dibunuh secara tak sengaja.

F3 mertua yang dibunuh secara tak sengaja.

G1 Tak sengaja membunuh wanita yang disayangi.

G2 Berada dalam posisi membunuh kekasih yang tak dikenali.

G3 Gagal menyelamatkan anak laki-laki yang tak dikenali.

situasi: Kejahatan cinta yang tak disengaja.

Elemen-elemennya: pasangan cinta, penerima cinta, dan seorang pengungkap hubungan.

A1 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan sang ibunda.

A2 Terungkap bahwa pasangan memacari kakak/adik.

B1 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan kakak/adik.

B2 Terungkap bahwa pasangan telah menikah dengan kakak/adik, dan kejahatan itu sudah direncanakan oleh pihak ketiga.

B3 Berada dalam posisi mengangkat kakak/adik sebagai kekasih, tanpa sebenarnya mengetahui hal tersebut.

C Berada dalam posisi mengingkari anak sendiri, tanpa sadar.

D1 Berada dalam posisi menzinahi, tanpa sadar.

D2 Perzinahan yang dilakukan tanpa sebenarnya mengetahui perzinahan yang dilakukan.

situasi: Kelalaian yang fatal

Elemen-elemennya: orang yang lalai dan korban

A1 Kelalaian menjadi sebab kesengsaraan orang itu.

A2 Kelalaian yang menyebabkan orang itu menjadi tak terhormat.

B1 Keingintahuan menjadi sebab kesengsaraan orang yang ingin tahu itu.

B2 Kehilangan orang yang dikasihi karena rasa ingin tahu.

C1 Keingintahuan yang menyebabkan kematian atau kemalangan bagi orang lain.

C2 Kelalaian yang menyebabkan kematian kerabat.

C3 Kelalaian yang menyebabkan kematian kekasih.

C4 Kelalaian yang menyebabkan kematian sanak saudara.

situasi: KEGILAAN

Elemen-elemennya: orang gila dan korban.
A1 Anggota keluarga dibunuh dalam kegilaan seseorang.

A2 Kekasih dibunuh dalam kegilaan.

A3 Pembunuhan atau membuat cedera orang yang tidak dibenci.

B Ketidakhormatan yang datang pada orang itu karena kegilaan yang dilakukan.

C Hilangnya orang yang dikasihi muncul kembali karena suatu kegilaan.

D Kegilaan yang muncul karena kesintingan yang sudah ada turun-temurun.

situasi: Pembunuhan dengan alasan perzinahan

Elemen-elemennya: dua penzinah, suami atau istri yang dikhianati.

A1 Pembunuhan suami oleh atau untuk kekasih gelap.

A2 Pembunuhan kekasih yang telah percaya pada pasangannya.

B Pembunuhan sang istri demi kekasih gelap, dan untuk kepentingan sendiri.

situasi: Persaingan dalam keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang lebih dipilih, anggota keluarga yang lebih ditolak, serta tujuan.
A1 Persaingan penuh dengki antar kakak adik.

A2 Persaingan penuh dengki antar dua pasang kakak adik.

A3 Persaingan antar dua saudara laki-laki, dimana salah satunya terdapat perzinahan.

B1 Persaingan antara orang tua dan anak terhadap kekasih yang belum dinikahkan.

B2 Persaingan antara orang tua dan anak, untuk kekasih yang sudah menikah.

B3 Seperti B1 dan B2, tetapi obyeknya sudah menjadi suami/istri sang orang tua.

B4 Persaingan antara orang tua dan anak.

C Persaingan antar sepupu.

D Persaingan antar teman.

situasi: Persengketaan dalam keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga bersifat pembenci, anggota keluarga yang dibenci,

A kebencian antar kakak/adik

A1 Satu saudara dibenci oleh saudara-saudara yang lain.

A2 Satu saudara yang membenci saudara yang lain dan sebaliknya.

A3 Kebencian antar sanak untuk alasan kepentingan diri masing-masing.

B Kebencian antara orang tua dan anak.

B1 Kebencian dari anak kepada orang tua.

B2 Kebencian yang menimbulkan keuntungan.

B3 Kebencian orang tua terhadap anak.

C Kebencian kakek/nenek pada cucu.

D1 Kebencian mertua kepada menantu.

D2 Kebencian antar dua menantu.

E Kebencian menantu kepada ibu tiri.

F Pembunuhan bayi.

situasi: Pembebasan/pelepasan

Elemen-elemennya: pihak terhukum (yang dirugikan), pihak yang mengancam, dan penyelamat.
A Munculnya penolong kepada yang dihukum.

B1 Seorang ayah/ibu yang turun tahta dan digantikan oleh anaknya.

B2 Diselamatkan oleh teman, atau oleh orang tak dikenal yang kemudian menjadi teman.

situasi: Memperoleh

Elemen-elemennya: seorang pengumpul sesuatu dan musuh yang menolak untuk memberikan, atau seorang yang terpisah dengan kelompoknya dan melawan kelompoknya itu.
A Usaha mendapatkan tujuan dengan tipu muslihat atau kekerasan.

B Usaha melalui kepandaian berbicara yang persuasif saja.

C Keahlian berbicara dengan seorang yang terpisah dari kelompoknya.

situasi: Teka-teki

Elemen-elemennya: interogator, pencari kebenaran, dan masalah.
A Pencarian seseorang yang harus ditemukan agar orang lain bisa tetap hidup.

B1 Teka-teki yang harus diselesaikan agar seseorang bisa bertahan hidup.

B2 Sama seperti B1, namun teka-teki itu diberikan oleh wanita yang didambakan.

C1 Berbagai macam keinginan diderita karena ingin mengetahui nama seseorang.

C2 Keinginan untuk tahu jenis kelamin seseorang.

C3 Tes untuk mengetahui suatu kondisi mental.

situasi: Penculikan

Elemen-elemennya: penculik, yang diculik, dan penjaga/pelindung.
A Penculikan seorang wanita yang tak rela membiarkan dirinya diculik.

B Penculikan seorang wanita yang mengizinkan dirinya diculik.

C1 Direbutnya wanita yang diculik tanpa membunuh sang penculik.

C2 Kasus yang sama, namun penculik dibunuh.

D1 Penyelamatan seorang teman yang ditangkap musuh.

D2 Penyelamatan seorang anak.

D3 Penyelamatan sebuah jiwa yang tertangkap karena kekeliruan.

situasi: Kumpulan orang pemberani

Elemen-elemennya: seorang pemimpin yang berani, sebuah tujuan, dan musuh.
A Persiapan perang.

B1 Perang.

B2 Pertarungan.

C1 Membawa barang atau orang yang diperlukan/diinginkan.

C2 Usaha mendapatkan kembali sesuatu yang diinginkan.

D1 Ekspedisi yang seru.

D2 Petualangan untuk mendapatkan kembali wanita yang dicintai.

situasi: Revolusi

Elemen-elemennya: seorang tiran dan seorang konspirator.
A1 Konspirasi yang dikepalai oleh satu orang.

A2 Konspirasi dari beberapa orang.

B1 Revolusi dari seorang individu, yang membuat orang terpengaruh dan mengikutinya.

B2 Revolusi dari orang banyak.

situasi: Korban terjatuh dalam kekejaman atau kesengsaraan

Elemen-elemennya: seorang yang malang; seorang majikan atau sebuah kemalangan.
A Pihak yang tidak bersalah menjadi korban dari intrik penuh ambisi.

B Korban dihabiskan oleh mereka yang seharusnya menjaga korban.

C1 Seorang yang berkuasa jatuh dan tidak lagi memiliki apa-apa.

C2 Seorang idola atau yang memiliki hubungan dekat dan mulai dilupakan.

D Harapan yang direbut dari seseorang.

situasi: BENCANA

Elemen-elemennya: kekuatan yang mampu melenyapkan, musuh yang menang, atau pengirim pesan.
A1 Menderita kekalahan.

A2 Tanah air hancur.

A3 Jatuhnya nilai-nilai kemanusiaan.

A4 Bencana alam.

B Monarki digulingkan.

C1 Penderitaan karena tak berterimakasih.

C2 Penderitaan karena hukum yang tak adil atau permusuhan.

C3 Penderitaan karena kemarahan.

D1 Ditinggalkan kekasih atau suami.

D2 Anak yang kehilangan orang tua.

situasi: Pengejaran

Elemen-elemennya: ada hukuman dan ada buronan.
A Buranan dari hukum dikejar karena politik, kejahatan, dll.

B Dikejar atas nama cinta.

C Seorang pahlawan yang berjuang melawan suatu kekuatan.

D Orang gila yang tidak jelas melawan alien.

situasi: Pembalasan dendam kepada anggota keluarga dari anggota keluarga

Elemen-elemennya: anggota keluarga yang membalas dendam, anggota keluarga yang bersalah, kenangan dari korban, hubungan antar keduanya.
A1 Kematian ayah dibalaskan kepada ibu.

A2 Ibu yang membalas dendam pada ayah.

B Kematian kakak/adik laki-laki dibalaskan kepada anak laki-laki.

C Kematian ayah dibalaskan pada suami.

D Kematian suami dibalaskan pada ayah.

situasi: Kejahatan yang dihukum oleh pembalasan dendam

Elemen-elemennya: seorang pembalas dendam dan seorang penjahat.
A1 Pembalasan dendam dari orang tua yang terbunuh atau nenek moyang.

A2 Pembalasan dendam dari anak yang terbunuh atau keturunan.

A3 Dendam atas anak yang diperlakukan tidak hormat.

A4 Pembalasan dendam atas istri atau suami yang terbunuh.

A5 Pembalasan dendam karena (usaha) memperlakukan istri dengan tidak hormat.

A6 Dendam karena kekasih gelap terbunuh.

A7 Dendam karena teman terluka atau terbunuh.

A8 Dendam karena saudara perempuan yang digoda/diperkosa.

B1 Dendam karena luka yang disengaja, atau percekcokan.

B2 Dendam karena telah dilecehkan ketika tidak hadir.

B3 Dendam karena usaha pembunuhan.

B4 Dendam karena tuduhan yang salah.

B5 Dendam karena pelanggaran.

B6 Dendam karena telah sesuatu yang dimiliki telah direbut.

B7 Dendam oleh seluruh pemilik satu jenis kelamin karena adanya penipuan yang dilakukan oleh jenis kelamin lain.

C Pengejaran profesional terhadap kriminal.

Permohonan

Elemen-elemennya: penyiksa/penganiaya, pemohon, dan kekuatan otoritas yang keputusannya meragukan.
A1 Narapidana yang memohon bantuan kepada yang kuat untuk melawan musuh.

A2 Bantuan diminta untuk melaksanakan tugas yang mulia yang telah dilarang sebelumnya.

A3 Permohonan untuk kabur dari kematian.

B1 Keramahan yang dicari-cari oleh kapal yang karam (orang terdampar)

B2 Kemurahan/sumbangan yang dilakukan oleh orang yang sudah diusir oleh kalangannya sendiri, yang telah memperlakukan dia dengan tidak hormat.

B3 Pencarian maaf, penyembuhan, atau pembebasan.

B4 Penyerahan mayat, atau relik yang telah dikumpulkan.

C1 Permohonan akan kekuatan demi mereka yang dikasihi oleh pemohon.

C2 Permohonan kepada seorang kenalan demi seorang kenalan yang lain.

C3 Permohonan kepada kekasih dari ibu sendiri, demi kepentingan ibu itu.

(Catatan: untuk beberapa kasus diatas, kespesifikan gender pada deskripsi yang original sudah diganti dengan yang lebih umum. Lagipula tidak hanya laki-laki yang selalu bertualang dan wanita yang diselamatkan) ^^
Diterjemahkan oleh Rahabi Mandra

KARAKTER

Penonton akan tertarik menyaksikan sebuah film kalau tokohnya menarik. Artinya, tokoh cerita bukanlah tokoh biasa namun dapat diterima oleh penonton.

Apakah tokoh itu harus riil?
Siapa yang bisa bilang tokoh Rambo, McGyver, atau tokoh James Bond itu riil? Mereka hanya diterima oleh imajinasi penonton saja. Justru tokoh yang betul-betul nyata terkadang malah sulit diterima penonton karena tidak adanya informasi yang mendukung yang dapat membuatnya menarik.
Penonton bisa dibuat tertarik pada tokoh apabila karakterisasi tokoh yang dibuatnya jelas. Secara umum pokok informasi mengenai tokoh yang perlu diungkapkan kepada penonton adalah meliputi:
1. ciri khas fisik/biologis
2. ciri khas psikis
3. ciri khas pikiran
4. ciri khas kultural

Ciri Khas Fisik/Biologis

Ciri khas fisik yang dimaksud adalah meliputi nama, usia, tinggi, bobot, kekhususan fisik, tongkrongan, gerakan tubuh, ekspresi wajah…
Nama orang juga terkadang bisa menjelaskan etniknya dan mungkin juga menunjukkan asal suku dan tingkat sosialnya. Nama Kris Patikawa segera bisa diketahui oleh hampir semua penonton dari mana daerah asalnya, apalagi Pardjo Legowo. Coba tebak asal daerah Edi Silitonga, Andi Azis, dan Putu Wijaya.

Nama
Nama Sarimin, bagi suku Jawa menunjukkan dia berasal dari keluarga bawah, berbeda dengan nama Joyokusumo. Nama Ahmad, Aisyah, dan sebagainya menunjukkan tokoh itu dari keluarga yang dekat dengan agama Islam. Karakter yang menggunakan nama depan nama Barat, memiliki kecenderungan Kristiani, apalagi jika memiliki nama baptis. Robert Tanumiharja atau Michael Bunawan bisa diduga berasal dari etnik Cina, karena mengadaptasi marga Tan dan Bun.
Maka pemberian nama pada tokoh (fiktif) harus dipertimbangkan untuk bisa memberikan dampak pemahaman dari penonton kepadanya. Nama itu harus mudah diucapkan oleh pemain. Nama yang susah diucapkan membuat tidak begitu jelas keluar dari mulut aktor. Hindari nama-nama pelaku dalam satu film yang hampir bersamaan bunyinya, bisa menimbulkan kerancuan mendengarnya, seperti nama Elin dan Elen, atau ada dua karakter dengan nama Putri dan Fitri.

Usia
Segi usia dalam skenario penting diungkapkan. Supaya si pembaca, entah sutradara entah pemain, bisa membuat penafsiran atas sikap dan cara respons yang sesuai. Karena Ani yang berusia 17 tahun akan berbeda sikap lakunya di hadapan pegawai bapaknya yang keren dibanding dengan Ani yang berusia 30 tahun.
Penentuan usia pemain ini harus didukung juga oleh segala bentuk action si pelaku yang sesuai. Artinya kalau pelaku Fitri ditentukan berusia 35 tahun dan psikisnya normal, maka segala tingkah lakunya haruslah menggambarkan wanita normal lazimnya dalam usia itu. Lain lagi kalau ditetapkan bahwa dia genit, tapi genitnya itu pun harus genit usia 35 tahun. Kalau dia centil seperti anak 17 tahun, orang akan bilang karakter tersebut lemah.

Fisik
Berapa tinggi, bobot, dan kekhususan bentuk fisik pelaku juga penting diterapkan dalam skenario. Tinggi, pendek, kerempeng, bahenol, langsing, semampai, buntek, gempal, akan sangat memengaruhi sikap seseorang. Yang bertubuh buntek biasanya tahu diri, maka kalau dia berlaku genit, maka karakter tersebut memiliki kecacatan, jika tidak membuat jengkel penonton. Pria yang berpotongan tegap atau wanita yang potongan tubuhnya indah, akan nampak lebih percaya diri. Tapi tentu bisa saja yang bertubuh tegap, oleh kelainan psikis, tongkrongannya jadi agak letoy. film Seven Samurai membuat tokoh dengan dimensi tebal dengan membuat tokoh kerempeng namun ahli bertarung.
Penampilan sangat penting untuk dijelaskan, karena tinggi, kurus, pendek, hanya informasi sektoral. Penampilan adalah totalitas yang bisa mewakili kepribadian si tokoh. Bisa saja yang fisiknya kurang, memberikan penampilan simpatik dan mengesankan, sedang yang berparas ganteng dan tubuh atletis, berpenampilan menjengkelkan.

Gerakan Tubuh
Gerakan action pelaku seringkali tidak dicantumkan dalam banyak skenario kita. Hingga berhalaman-halaman skenario isinya hanya dialog, seperti dalam naskah sandiwara. Sebetulnya dalam adegan percakapan harus dicantumkan bagaimana cara dialog diucapkan dan bagaimana respons yang diberikan dalam action. Ketika Nurdin melontarkan ucapan hinaan pada Pardjo, pihak yang dihina ternyata tenang saja, maka penonton akan membuat penafsiran yang penting pada Pardjo. Pertanyaan bisa saja dijawab lawan bicara dengan action, tidak usah dengan dialog lagi. Pemain bisa disuruh bergerak untuk mengambil tempo untuk menjawab, atau menunda menjawab untuk meningkatkan ketegangan.

Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah cerminan seluruh kondisi psikis seseorang. Bahakn juga kondisi kesehatannya. Paling tidak perlu dijelaskan apa ekspresinya secara garis besar dan kalau ada yang khas. Seperti ekspresi garang, menakutkan, sejuk, keruh. Bisa juga digabungkan ekspresi wajah dengan kondisi yang bertentangan dengan kejiwaannya. Umpamanya, seseorang diketahui tukang fitnah, tapi wajahnya selalu ditampilkan ramah penuh senyum. Tapi tentu si aktor harus bisa menjelmakan wajah selalu senyum dan penonton tetap mampu menangkap bahwa tokoh yang diperankannya itu tukang fitnah. Sorot mata juga jadi memiliki peran penting. Penulis skenario harus mencantumkan secara baik uraian yang bisa dihidupkan oleh aktor yang memainkan peranan bersangkutan, sehingga penonton bisa memberikan persepsi yang tepat, meski tanpa bantuan dialog.

Ciri Psikis

Ciri yang harus dijelaskan dalam lingkup ini adalah mengenai kondisi psikis secara umum, mengenai watak, temperamen, kemampuan imajinasi, dan sensitivitasnya.

Kondisi Umum
Kondisi psikis secara umum adalah apakah kondisi psikisnya stabil atau mengalami gangguan.
Gangguan yang menghasilkan pribadi agak pembimbang, atau agak impulsif, maka ketergangguan itu dipandang biasa saja. Tapi perlu diungkapkan dalam ciri gerak fisik, seperti sering mengedipkan mata, atau sering menghapus tangannya dengan saputangan karena telapak tangannya selalu basah, atau cepat menjadi gagap. Terutama kalau dia sedang menghadapi ketegangan. Memasukkan gerakan-gerakan tidak lazim sebagai gambaran psikis yang dialami pelaku cerita, bisa merupakan ciri unikum tokoh yang bersangkutan.
Orang yang sensitif, maksudnya adalah yang pernah mengalami goncangan psikis yang amat kuat, yang sangat tidak enak, yang memberikan bekas sangat dalam pada kondisi psikisnya. Dia menjadi terlalu perasa, gampang tersinggung. Mungkin juga gampang meledak. Namun dalam keadaan tenang, dia adalah manusia normal biasa.
Kalau gangguan psikis sudah agak berat, dalam istilah sehari-hari disebut sebagai “orang saraf”. Orang begini sudah tidak perlu dipertimbangkan dengan nalar biasa. Ia bisa saja kalap karena disebabkan oleh ejekan yang tidak seberapa.
Kalau sudah terjadi “keretakan” penderita yang nilainya paling rendah disebut dengan istilah “bocor halus.” Artinya, terkadang ia tidak bisa lagi mengontrol perilakunya yang tidak wajar. Dengan bangga ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa gadis tetangga jatuh cinta kepada dia. Ia memasang foto Tamara Blezinski di kamarnya, apabila akan pergi dengan serius, ia meminta izin kepada Tamara. Tapi untuk dalam hal lain, ia biasa-biasa saja.

Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang diturunkan, pembawaan lahir, seperti bakat seni, bakat memimpin, berdagang. Artinya, orang-orang ini mudah saja bekerja dibidang yang disebutkan. Orang yang berbakat penyanyi, sudah enak saja suaranya, dilatih sedikit ia akan jadi hebat, sesuai dengan tingkat bakatnya. Mungkin ibu atau neneknya dulu penyanyi.
Hal bakat ini sesuatu yang sudah lazim diketahui orang secara umum. Kalau penonton tahu bahwa gadis kecil Lola yang tidak berbakat menyanyi, suaranya sumbang, dipaksa ibunya ikut les menyanyi supaya bisa menjadi seperti Inul Daratista, maka penonton segera bisa menduga akan terjadi bencana bagi Lola.

Kemampuan Imajinasi
Kemampuan imajinasi sebetulnya bakat juga, tapi orang pisahkan karena hal ini mungkin bisa dimiliki hasil usaha memperluas wawasan dan sebagainya, hingga ia mampu mengimajinasikan produk baru atau bentuk usaha baru. Tapi, para penemu baru yang besar pasti pada dirinya memiliki bakat.
Seorang lurah desa yang mempunyai kemampuan imajinatif, punya banyak ide untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya dengan menggunakan swadaya yang ia ciptakan sendiri. Sedang, lurah lain yang sarjana tapi tidak punya imajinasi, hanya banyak mengeluh karena dana pembangunan yang ia terima terlalu kecil.

Kepekaan
Orang yang memiliki kepekaan adalah orang yang mudah merasakan gejala yang ia hadapi. Gampang memahami bahwa tetangganya merasa terganggu oleh keluarganya. Atau ia gampang merasakan penderitaan orang-orang sekitarnya.
Sepasang orang tua bisa saja menjadi tidak sensitif, tidak bisa merasakan penderitaan dan kesepian yang dialami anaknya, karena keduanya terlampau sibuk dengan urusan masing-masing. Ketidakpekaan orang tua serupa itu sama sekali tidak normal. Semua orang tua di desa yang masih normal, pasti tidak bisa membenarkan ketidakpekaan orang tua pada anaknya. Karena, lazimnya orang tua pasti akan sangat sayang pada anaknya. Terutama ibu. Ketidakpekaan yang demikian pasti disebabkan goncangan-goncangan psikis yang besar dari kondisi hidup kota besar yang keras.
Sifat peka ini dipisahkan dari sensitif, yang sebetulnya memiliki pengertian yang sama. Namun, sifat sensitif yang saya singgung lebih dahulu adalah untuk menunjuk sifat yang terlalu perasa. Seorang teman akan bilang supaya jangan bicara sembarangan pada Abdul, karena dia orangnya sensitif. Artinya cepat tersinggung.

Watak Yang Penting
Watak adalah sifat yang menetap pada seseorang, seperti: rajin, pemalas, pemarah, pemalu, tidak tahu malu, penyabar, ekstrovert (introvert), rendah diri, sombong, PEDE (percaya diri yang rendah/tinggi/berlebihan, dan semacamnya). Watak dibentuk oleh pembawaan dan pengaruh yang diterima sepanjang usianya. Yang perlu diungkapkan dalam cerita tentulah watak yang penting saja dari tokoh cerita, yang punya kaitan dengan cerita. Pembawaan diterima dari orang tua. Sedang, pengaruh itu meliputi pendidikan, pengalaman senang dan susah, pengaruh-pengaruh yang kuat yang diterimanya, pengaruh lingkungan hidup, lingkungan pekerjaan, lingkungan hobi, dan sebagainya.
Pembawaan si Abdul sebetulnya pemberani, bapaknya bekas mandor perkebunan, jagoan, tapi oleh begitu banyak pengalaman pahit, maka ia menjadi penakut dan pesimistis.
Begitu juga seseorang itu pada dasarnya anak baik, karena orang tuanya dari lingkungan agama yang kuat. Tapi pengaruh lingkungannya sangat kuat karena ia ikut bibinya merantau ke Jakarta sejak kecil. Ia menjadi gadis cantik yang sangat ambisius, mengagungkan kecantikannya. Terkadang mengenakan jilbab, tapi hal itu dia lakukan lebih sebagai mode untuk sesekali tampil beda. Aneka pengaruh yang membentuk watak itu membutuhkan waktu yang lama, maka perubahan watak seseorang tidak bisa terjadi seketika. Tidak bisa seseorang yang berwatak jahat dan kejam tahu-tahu berubah begitu saja menjadi seseorang yang ramah dan baik hati. Perubahan watak memerlukan waktu dan penyebab yang kuat. Dalam perjalanan akan menjadi baik itu harus terjadi jatuh bangun. Bahkan, sesudah menjadi baik pun, pada tahun-tahun pertama sesekali masih akan kambuh.

Semangat hidup
Orang bersemangat hidup tinggi akan berjuang mati-matian dalam mencapai cita-citanya. Tapi yang semangat hidupnya lemah, gampang patah ketika menghadapi hambatan. Artinya, semangat hidup berkaitan langsung dengan kekuatan action seseorang. Maka, sangat perlu diungkapkan dalam skenario, terutama dengan contoh tindak-tanduk, agar penonton bisa melakukan antisipasi yang baik tentang bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh tokoh dalam melawan hambatannya.

Ciri Khas Kultural

Ciri ini meliputi asal etnik dan lingkungan budaya yang sangat mempengaruhi seseorang, tata nilai kebudayaan yang ia anut, serta falsafah budayanya.

Ciri Etnik/Suku
Beberapa suku di negeri kita sudah beberapa kali diperkenalkan oleh film bioskop atau film televisi, maka sudah agak dikenal. Seperti ciri khas suku batak, Minang, Sunda, Jawa, Makasar, Madura. Cuma yang diberikan oleh film itu hanyalah sisi tertentu saja. Umpamanya, orang Madura suka carok, agak galak. Padahal, banyak ciri khas lain yang menonjol dibanding suku lain, umpamanya, ketaatan pada agama, kesetiakawanan, pekerja keras.
Maka, memfilmkan pelaku suatu suku tertentu masih perlu didahului oleh penelitian dan survei ke daerahnya untuk menemukan ciri khas anggota masyarakat suku tersebut. Jangan hanya mengambil contoh orang Batak atau Makasar yang tinggal di Jakarta. Masih banyak ciri, baik tata nilai, cara hidup, falsafah asli masing-masing suku bangsa yang perlu diungkapkan melalui film, untuk memperkaya warna perfilman kita dan memperkaya pengetahuan bangsa akan makna Bhinneka Tunggal Ika bangsa kita.
Ciri gabungan suku juga perlu diungkapkan. Tokoh berasal dari etnik Jawa, tapi dibesarkan di Sumatra Utara, akan mengalami pengaruh dari dua sub kultur. Penonton perlu tahu adanya pencampuran agar bisa memahami kenapa orang yang bernama Suparto tapi dialek bicara seperti orang Medan, sikapnya keras, tapi sangat menghormati orang tua. Beberapa ciri kultural ini ada yang sudah dikenal oleh penonton Indonesia. Seperti pandai bicara dan pandai berdagang pada orang Minang, pandai menyanyi pada suku Ambon, memelihara budaya leluhur pada suku Jawa, dan sebagainya.

Tata Nilai
Tata nilai atau value system yang dianut oleh seseorang adalah dari budaya yang paling besar mempengaruhinya. Meskipun Suwarno lahir dan besar di perkebunan Sumatra Utara, ia tetap menggunakan tata nilai Jawa. Karena budaya Jawa sangat kuat, lagipula dia dibesarkan di kalangan masyarakat Jawa-Deli. Tapi kalau suku Jawa ini dibesarkan oleh keluarga Cina, besar kemungkinan cara berpikir Cina-nya lebih dominan. Orang ini akan memilih profesi sebagai pengusaha, ia memberikan penghargaan tinggi kepada uang. Falsafah hidup yang digunakan juga falsafah dagang Cina perantauan. Karena Hoakiaw di Nusantara ini terlatih selama berabad menghadapi aneka bahaya dari sana-sini, mereka menjadi ulet sekali dan harus berani mengambil resiko besar.
Tata nilai yang paling berpengaruh pada semua suku di Indonesia adalah Tata Nilai Agama yang mereka anut. Seorang penjahat yang beragama apapun meyakini bahwa berbuat dosa itu salah, akan dihukum oleh Tuhan.

Sumber: Teknis Menulis Skenario Film Cerita oleh H. Misbach Yusa Biran
http://idecerita.blogspot.com

DRAMATURGI

Arti Dramaturgi

Drama turgi adalah ajaran tentang masalah hukum, dan konvensi/persetujuan drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dramoai yang berarti berbuat, berlaku, beraksi, bertindak dan sebagainya, dan “drama” berarti : perbuatan, tindakan. Ada orang yang menganggap drama sebagai lakon yang menyedihkan, mengerikan, sehingga dapat diartikan sebagai sandiwara tragedi.

Komedi Tragedi

Drama dapat berupa komedi dan tragedi. Kekeliruan demikian terjadi karena kekeliruan dengan istilah drama dalam hidup keluarga. Misalnya : drama percintaan yang maksudnya mengandung peristiwa menyedihkan, mengerikan.

Arti Drama

* Arti pertama : Drama adalah kualitas komunikasi, situasi,action. (segala apa yang terlintas dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton.

* Arti kedua : Menurut Moulton, drama adalah : hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented action). Jika buku roman menggerakan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.

Menurut Brander Mathews : Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama

Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.

Menurut Balthazar Verhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak.

* Arti ketiga : Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunaka percakapan dan action dihadapan penonton.

Arti Drama, Sandiwara, Tonil

Pertunjukan drama disebut juga sandiwara. kat sandiwara itu dibuat oleh P.K.G mangkunegara VII almarhum sebagai kata pengganti Toneel, yang pada hayat P.K.G sudah mulai mendapat perhatian di kalangan kaum terpelajar, tetapi pada waktu itu dan lingkungan kaum terpelajar itu yang dipergunakan masih dalam bahasa Belanda. Kata baru “sandiwara” dibentuk dari kata “sandi: dan “Wara”, sandi (Jawa sekarang) berarti rahasia, dan “Wara” (wara Jawa) adalah pengajaran. Demikialah menurut Ki Hadjar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.

Demikianlah kupasan singkat dari kata sandiwara sebagai pengganti kata Toneel sebagai pengganti kata drama. Sebenarnya arti kata sandiwara lebih kena dari pada kata Toneel (bahasa belanda), yang artinya tak lain dari pada pertunjukan. Demikian pulajuga dibandingkan dengan arti drama dalam bahasa yunani yang artinya mula-mula tak lain dari pada “perbuatan” dan kemudian semata-mata perbuatan diatas panggung. tetapi sungguh sayang, arti kata sandiwara yang sedalam itu sekarang merosot, bahkan kata sandiwara bagi umum banyak menimbulkan rasa “hina” atau ejekan. Apakah sebabnya demikian?

Oleh karena itu dalam sandiwara memang sering terdapat hal-hal yang kurang baik, kata seorang guru atau seorang bapak kepada anaknya, “Jangan main sandiwara kamu”. Kata sandiwara merosot derajatnya karena yang menyelenggarakan dan yang memelihara sandiwara kurang cakap atau kurang baik budinya. Jika kita ingin mengembalikan arti kata sandiwara seperti yang semestinya, lapangan sandiwara meminta juga kepada kaum terpelajar, kepada orang yang cakap, kepada yang berjiwa seniman dan berbudi tinggi.

Formula Dramaturgi (4M)

yang dimaksud dengan formula dramaturgi atau 4M adalah :

A1 : Menghayalkan

A2 : Menuliskan

A3 : Memainkan

A4 : Menyaksikan

A1 : Disini untuk pertama kali manusia/pengarang menghayalkan kisah : ada inspirasi-inspirasi, ide-ide.

A2 : Pengarang menyusun kisah yang sama untuk kedua kalinya pengarang menulis kisah

A3 : Pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action). disini actor dan aktris yang bertindak dalam stage tertentu

A4 : Penonton menyaksikan kisah yang sama untuk keempat kalinya.

http://www.filmpendek.com/old/belajarfilm/dramaturgi.html